JAKARTA. PT Pupuk Sriwijaya pada tahun ini akan fokus menggarap konsumen ritel. Meskipun demikian Pusri tetap menjaga pelanggan korporasi, pekebun besar.
Hairul Riazano, Direktur Pemasaran PT Pupuk Sriwijaya mengatakan, tahun ini pihaknya akan memperluas pasar dengan menyasar konsumen ritel. Salah satu caranya adalah mulai menjual pupuk kemasan kecil yang lebih cocok untuk pengguna kecil dan menengah. Kemasan pupuk ini beragam, mulai dari ukuran 1 kilogram, 5 kilogram, 10 kilogram, 25 kilogram, sampai dengan 50 kilogram.
Selama ini, mayoritas pengguna produk Pusri adalah perkebunan-perkebunan besar, baik milik negara maupun swasta yang tersebar di daerah Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. "Dari total konsumsi pupuk nasional yang sebesar 8,5 juta ton per tahun, produk kami sudah mampu diserap pasar sebesar 2,4 juta ton per tahunnya," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (14/3) kemarin.
Tahun ini manajemen Pusri menargetkan pendapatan Rp 500 miliar atau sama dengan tahun lalu. Namun, realisasi tahun lalu lebih besar dari target atau mencapai pendapatan Rp 516 miliar tahun lalu. "Tahun ini kami tidak akan menaikkan target, tetap sama seperti tahun 2016 lalu, Rp 500 miliar," tambah Hairul.
Selain mengincar pasar ritel, Pusri berencana melakukan diversifikasi produk NPK untuk didistribusikan secara lebih luas. Ke depannya Pusri berencana menaikkan kapasitas pabrik NPK dari 80.000 ton per tahun menjadi 500.000 ton per tahun. Saat ini Pusri menghasilkan 2,5 juta ton pupuk urea, 80.000 ton pupuk NPK, 60.000 ton pupuk organik, dan sekitar 1.000 ton pupuk produk riset.