PALEMBANG -- Pemerintah memutuskan mengakuisisi 40 persen sa ham pabrik PT Asean Aceh Fertilizer (AAF). Langkah ini diambil setelah proses likuidasi pabrik pupuk yang berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tidak juga tuntas.
Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), Arifin S Tasrif, mengatakan, PT Pusri akan mengambil alih 40 persen saham di PT AAF. Nantinya perusahaan ini akan kita gabung ke dalam PT Pupuk Iskandar Muda yang sahamnya 99,99 persen milik kita. Untuk penggabungan masih akan dilakukan pengkajian dulu, kata Arifin kepada Republika di Palembang, Selasa (29/3).
Menurut Arifin, tidak jadinya PT AAF dilikuidasi karena perusahaan yang mengakuisisi pabrik pupuk yang berdiri 12 April 1979 tersebut transaksinya tak kunjung tuntas. Perusahaan tersebut tidak menyelesaikan pembayarannya.
Oleh sebab itu, pemerintah menugaskan PT Pusri mengambil alih 40 saham PT AAF. Selama ini, Pemerintah Indonesia melalui PT Pusri adalah pemegang 60 persen dari pabrik pupuk ASEAN tersebut, ujar mantan direktur utama PT Petrokimia Gresik tersebut.
PT AAF berhenti beroperasi sejak tidak adanya lagi pasokan gas dari ExxonMobil Oil Indonesia Inc pada Agustus 2003. Sebanyak 40 persen saham PT AAF dimiliki negara ASEAN, yaitu Malaysia 13 persen, Filipina 13 persen, Thailand 13 persen, dan Singapura 1 persen. Menurut Arifin, untuk mengopera sikan pabrik pupuk itu akan dilaku kan audit teknis terlebih dahulu.
Proses likudasi PT AAF sudah direncanakan sejak 2007 lalu dan sempat terhambat di antaranya karena adanya perbedaan pandangan antara pemerintah dan DPR dalam proses likuidasi. ed: firkah fansuri