Kabar Pusri

Pupuk Indonesia Manfaatkan Limbah Batu Bara untuk Bahan Baku NPK

10 September 2022

cover

PT Pupuk Indonesia (Persero) menggelar konvensi inovasi Pupuk Indonesia Quality Improvement (PIQI) 2022. Salah inovasi yang dibuat adalah pengelolaan limbah batu bara menjadi bahan baku pupuk NPK.

 

Gugus Inovasi Operasional (GIO) Fly Ash-Bottom Ash (FABA) dari PT Petrokimia Gresik berhasil keluar sebagai grand champion. Ketua GIO FABA, Verona Amelia atau Vero menyebutkan, inovasinya adalah menurunkan biaya pengelolaan limbah batu bara atau FABA dari Rp 269 juta per bulan menjadi Rp 0 per bulan.

 

Limbah batu bara tersebut juga dimanfaatkan menjadi substitusi filler clay atau bahan baku pupuk NPK di Petrokimia Gresik. Sehingga menurunkan biaya pengelolaan limbah dan pembelian clay dengan total penghematan sebesar Rp 7,4 miliar per tahun.

 

“Berawal dari status limbah batu bara, yaitu fly ash dan bottom ash, yang merupakan limbah B3. Namun pada tahun 2021, keluar Peraturan Pemerintah atau PP Nomor 22 Tahun 2021 yang mengeluarkan FABA dari kategori limbah B3,” ujar Vero dalam keterangannya, Sabtu (10/9).

 

Vero yang juga staf di Departemen Lingkungan Petrokimia Gresik mengatakan, terdapat peluang penghematan biaya operasional perusahaan dengan melakukan pengelolaan limbah batu bara secara internal. Sebab saat berstatus sebagai limbah B3, FABA harus dikelola oleh pihak ketiga dan memakan biaya sebesar Rp 269 juta setiap bulannya.

 

“Dengan inovasi ini, kami memanfaatkan FABA menjadi pengganti clay pada pupuk NPK. Kenapa jadi filler? Kami melihat ada karakteristik atau kandungan yang sama antara FABA dengan filler clay yang biasa digunakan pada pupuk NPK,” jelasnya.

 

Setelah dilakukan uji coba, pemanfaatan FABA menjadi clay masih dalam batasan Standar Nasional Indonesia (SNI) pupuk NPK. Selain itu, dilakukan juga uji coba pada tanaman padi. Hasilnya, pupuk NPK dengan clay dari FABA memiliki kualitas yang sama baiknya dengan pupuk NPK tanpa FABA.

 

Inovasi ini memiliki dampak positif bagi perusahaan. Di antaranya adalah, kualitas lingkungan menjadi lebih baik, karena limbah dapat dimanfaatkan. Kemudian biaya pengelolaan limbah turun 100 persen, pengiriman limbah FABA kepada pihak ketiga menurun 52 persen, nilai risiko gangguan kesehatan dan keselamatan menurun, kenyamanan bekerja menjadi lebih baik, serta sejalan dengan PP No. 22 Tahun 2021 terkait pengelolaan FABA.

 

“Kemudian, PATEN juga kita dapat. Sudah kita sampaikan juga pada seminar skala nasional dan internasional, masuk dalam jurnal internasional, menjadi salah satu dasar pembuatan naskah akademik di Balitbangtan Kementan, serta telah diadopsi juga oleh teman-teman di Pusri Palembang,” jelas Vero.

 

Kegiatan PIQI 2022 diikuti oleh 45 tim inovasi terbaik dari Pupuk Indonesia dan sepuluh perusahaan anggota holding Pupuk Indonesia. Sebanyak 9 tim inovasi terbaik telah didapatkan dari kompetisi ini dan dapat mewakili Pupuk Indonesia Grup pada ajang konvensi inovasi yang lebih tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional.

 

Kegiatan konvensi inovasi PIQI 2022 ini juga didukung oleh enam juri berstandar nasional dan internasional. Serta melibatkan sebelas observer yang berasal dari perwakilan Entitas Pupuk Indonesia grup sebagai bentuk pembinaan dan knowledge transfer dengan harapan selanjutnya dapat menjadi juri inovasi dari internal perusahaan. Seluruh juri memutuskan GIO FABA sebagai grand champion pada ajang PIQI 2022.

 

Sumber : https://kumparan.com/kumparanbisnis/pupuk-indonesia-manfaatkan-limbah-batu-bara-untuk-bahan-baku-npk-1ypZFInkmTc/full

Layanan Pelanggan Report Governance Public Info FAQ