REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Setelah melakukan revitalisasi pabrik pupuk Pusri II dengan pabrik baru Pusri II B, PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) merencanakan melanjutkan revitalisasi dengan pabrik pupuk lainnya.
“Kita sebenarnya sudah mengkaji pergantian pabrik Pusri III dan Pusri IV. Namun dari perhitungan belum feasible. Sebagai gantinya terhadap Pusri III dan Pusri IV kita lakukan optimalisasi bagaimana mengurangi konsumsi gas,” kata Musthofa Direktur Utama PT Pusri, di Palembang, Senin (28/12).
Salah satu upaya optimalisasi terhadap Pusri III dan Pusri IV menurut Musthofa adalah dengan melakukan pergantian pembangkit dengan membangun pembangkit batu bara dan mengubah sedikit peralatan proses. “Pembangkit uap yang menggunakan gas alam selanjut di-stop diganti dengan batubara,” ujarnya.
Dengan perubahan dari gas alam ke batu bara, menurut Direktur Utama PT Pusri, akan lebih efisien karena harga batu bara lebih murah dari gas alam. “Harganya bisa setengah dari gas alam,” kata Musthofa.
Untuk merealisasikan pergantian gas alam dengan batu bara, PT Pusri telah menjalin kerja sama dengan PT Bukit Asam (PTBA) Tbk untuk proyek gasifikasi batu bara yang bertujuan untuk substitusi bahan baku dan bahan bakar dari gas alam ke batu bara. Nilai investasi proyek gasifikasi sebesar 1.890 juta dolar AS. Rencana lokasi untuk pabrik gasifikasi di Bangko Tengah Barat, Tanjung Enim.
PT Pusri juga saat ini tengah membangun proyek steam turbine generator (STG) dan boiler batubara bertujuan untuk mengurangi pemakaian gas alam di pabrik. Kapasitas STG sebesar 23 MW dan boiler batu bara sebesar 2 x 240 ton per jam. Teknologi yang digunakan adalah Pulverized Coal Boiler (PC) dengan kontraktor PT Rekayasa Industri. Nilai investasi untuk proyek STG dan boiler batubara sebesar 206,9 juta dolar AS.
“Kemajuan pembangunan proyek steam turbine generator dan boiler batubara sampai November 2015 sudah mencapai 91,7 persen,” kata Musthofa.
Sementara itu pembangunan proyek pabrik Pusri II B bertujuan untuk revitalisasi pabrik Pusri II yang dinilai sudah kurang efisien dalam konsumsi energi. Kemajuan pembangunannya sampai November 2015 sudah mencapai 97,8 persen.
Menurut Musthofa, pembangunan pabrik Pusri II B yang dimulai April 2013 ditarget sudah bisa berproduksi pada Maret 2016. Pabrik baru yang dibangun dengan investasi sebesar 657 juta dolar AS. Pabrik Pusri II B ini memiliki kapasitas pabrik urea sebesar 907.500 ton per tahun dan kapasitas pabrik amoniak sebesar 660 ribu ton per tahun.
Pembangunan pabrik Pusri II B teknologi yang digunakan untuk proses amoniak menggunakan teknologi Kellog Brown & Root (KBR) dan untuk proses urea menggunakan teknologi ACES 21 TOYO.