26 December 2022
Covesia.com - Ketahanan pangan menjadi isu strategis yang terus mewarnai dinamika perkembangan ekonomi dan politik setiap bangsa. hal ini tidaklah berlebihan, mengingat pangan menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia guna mempertahankan hidup.
Pemenuhan kebutuhan pangan bagi warga negara identik dengan hak asasi, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang menyatakan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia paling utama, dan pemenuhannya merupakan hak asasi setiap rakyat Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian dan ikut menjaga ketahanan pangan nasional, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman pada Kamis (13/10/2022) mengadakan sosialisasi Program Agrosolution Mambangun Nagari (Manari) dan pelatihan fasilitator petani Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) Parit Malintang.
Manari merupakan program pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian berkelanjutan, serta melibatkan rantai pasok yang mengembangkan model bisnis solusi pertanian berbasis BUMNag.
Pemkab Padang Pariaman melalui Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Padang Zainil dalam sambutannya mendukung penuh program yang dipelopori oleh PT Pupuk Indonesia melalu PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang ini.
“Terimakasih saya ucapkan kepada PT Pusri Palembang sebagai mitra integrator program Agrosolution Manari yang nantinya dapat mendukung ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas pertanian,” ucapnya.
Zanil menyebutkan program Agrosolution Manari adalah sebuah inovasi yang diharapkan bisa mendorong sektor pertanian Sumbar khususnya di Kabupaten Padang Pariaman menuju era pertanian modern dan berkelanjutan. Sekaligus sebagai langkah nyata perseroan mendukung ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas pertanian.
“Dengan demikian progam ini dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian, bila produktivitas meningkat dan kemudian dapat dipasarkan dengan harga yang bagus, maka pendapatan petani juga akan meningkat,” ujarnya.
Zainil juga berharap program ini dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk subsidi, karena penerapan 'agro solution' memanfaatkan pupuk non subsidi.
“Diharapkan agar peserta dapat mengikuti sosialisasi ini dengan seksama sehingga mendapatkan informasi yang diperlukan, semoga sosialisasi ini memberikan manfaat untuk kita semua,” tutupnya.
Sementara itu, Senior Vice President Transformasi Bisnis PT. Pusri Fakhrurrazi meyebutkan kegiatan ini merupakan salah satu tindak lanjut atas program agrosolution yang sudah berjalan di 5 BUMNag di Kabupaten Padang Pariaman. Yaitu di Nagari Pungguang kasiak, Kampuang Galapuang, Sunuah Tangah, Ulakan dan Sikabu.
“Dengan harapan untuk memperkuat ekosistem yang telah ada pada program ini sehingga tujuan dari program ini sebagai solusi di bidang pertanian dan meningkatkan produktivitas pertanian dapat tercapai dan dapat “membangun nagari” dengan adanya peningkatan perekonomian di Nagari,” harapnya.
Ditambahkannya, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah di bisnis pertanian dan mengembangkan model bisnis solusi pertanian berbasis BUMNag dan tentunya untuk mendukung ketahanan pangan.
“Nantinya petani-petani di Pariaman akan menjadi kunci dan membantu pelaksanaan program ini di lapangan serta mempromosikan program agrosolution," katanya.
Ia mengatakan, sebagai perusahaan agroindustri pertama di Indonesia, PT Pusri selalu berupaya menyajikan produk dengan kualitas terbaik serta pelayanan yang prima untuk petani.
Sebelumnya PT Pusri telah melaksanakan penandatanganan nota deklarasi dukungan bersama Program Agrosolution Mambangun Nagari di daerah lain di Provinsi Sumatera Barat.
yaitu bersama PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Tazar Guna Mandiri, Bank Nagari, PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Bukit Barisan Agroutama, Pemkab Pesisir Selatan, Pemkab Pasaman, Pemkab Pasaman Barat dan Pemkab Padang Pariaman.
"Pada kesempatan ini Pusri juga memberikan pelatihan untuk petani fasilitator BUMNag MANARI, guna memberikan edukasi dan membina petani-petani di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Padang Pariaman," kata Fakhrurrazi.
Lebih lanjut ia mengaskan bahwa Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi dengan penghasil pertanian yang mendukung ketahanan pangan nasional.
“Kami berharap melalui kegiatan ini dapat membantu kesejahteraan dan membangkitkan perekonomian masyarakat di Sumatera Barat," pungkasnya.
Keseriusan pemerintah dalam hal ketahanan pangan tidak perlu diragukan lagi. Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan Kementerian BUMN melalui Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) siap mendukung ketahanan pangan melalui penyediaan pupuk di Indonesia demi menjaga stabilitas harga pangan nasional. Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo saat membuka KTT G20 di Hotel Apurva Kempinski, Bali, Selasa (15/11/2022) lalu.
Sebelumnya, dalam Pembukaan KTT G20 tersebut, Presiden menyampaikan masalah kelangkaan pupuk yang tidak boleh disepelekan karena bisa berdampak bagi kesejahteraan masyarakat dunia khususnya ketahanan pangan. Pasalnya, kelangkaan pupuk dapat menyebabkan gagal panen di sektor pertanian yang dapat berimbas pada ketersediaan pangan dunia.
“Kami menyadari pupuk berperan strategis dalam ketahanan pangan. Sejalan dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat industri pupuk, Kementerian BUMN sudah menetapkan peta jalan, kolaborasi, dan aliansi strategis yang berkelanjutan dari beberapa BUMN yang berkepentingan dalam penyediaan pupuk berkualitas yang meningkatkan produktivitas pertanian dan kebutuhan pangan,” ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima Padang covesia.com, Senin (21/11/2022).
PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai holding BUMN pupuk memiliki 5 perusahaan produsen pupuk yang tersebar di Kalimantan, Jawa, dan Sumatera, yakni PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang, dan PT Petrokimia Gresik. Kelima perusahaan tersebut dapat menghasilkan total 14.012.500 ton pupuk per tahun yang terdiri dari NPK, SP-36, UREA, ZA, dan ZK, serta menghasilkan produk non pupuk seperti Amoniak, Asam Fosfat, Asam Sulfat yang berjumlah total 8.694.000 ton per tahun.
Sumber : https://covesia.com/archipelago/117587/pt-pusri-dan-upaya-meningkatkan-ketahanan-pangan-di-sumbar
Share
17 December 2024
JELANG HUT KE-65, PUSRI GELAR KHITANAN MASSAL UNTUK LINGKUNGAN10 December 2024
PUSRI RAIH PRESTASI PADA AJANG TKMPN 2024