Pemprov Sumsel Jamin Gas PT Pusri
Palembang, BP
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) tidak akan kekurangan bahan bakar gas, karena pasokan gas PT Pusri akan terpenuhi dengan teknologi gasifikasi dari batuabara ke gas di kawasan Tanjung Api-api (TAA). Pemprov Sumsel telah melakukan pembahasan realisasi gasifikasi di TAA dengan Investor Cina.
Gubernur Sumsel H. Alex Noerdin mengatakan, PT Pusri berniat pindah ke Kalimantan Timur (Kaltim) karena kesulitan mendapatkan bahan bakar gas, dan PT Pusri hanya mampu bertahan selama lima hingga 10 tahun ke depan sesuai kontrak. Sedangkan, kontrak pasokan gas dari Pertamina tersebut tidak dapat diperpanjang karena gas akan dipasok untuk Pulau Jawa dan Singapura.
Namun kata Alex, dirinya telah melakukan pembahasan dengan investor Cina yang akan melaksanakan gasifikasi gas tersebut, dan jika proyek rel kereta api menuju kawasan TAA sudah rampung, maka potensi batubara seperti di Tanjung Enim, Lahat dan lainnya akan diangkut ke TAA untuk dilakukan proses gasifikasi yaitu batu bara menjadi gas. “Pusri juga dapat mengembangkan Pabrik Cluster di kawasan TAA nantinya,” kata Gubernur Alex Noerdin di kantornya.
Sehingga Pemprov Sumsel akan menjamin hingga 2030 mendatang, pasokan gas PT Pusri akan terpenuhi, karena batubara yang kan digunakan untuk teknologi gasifikasi tidak akan habis hingga ratusan tahun ke depan. Selain untuk bahan bakar PT Pusri, gas dari batubara juga dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit atau lainnya.
“Kita memiliki potensi batubara yang sangat banyak, yang dapat diubah menjadi gas, kita akan manfaatkan itu untuk keberlangsungan PT Pusri, sehingga PT Pusri tidak akan pindah dari Sumsel,” jelasnya.
Alex mengingatkan, 48 persen cadangan batubara di Indonesia ada di Sumsel, karena di Sumsel memiliki potensi batubara mencapai 22,24 Miliar Ton, sementara produksinya hanya mencapai 9,5 juta ton per tahun.
Selama ini sambung Gubernur, transportasi menjadi kendala mengeluarkan potensi batu bara Sumsel, tapi setelah rel KA menuju TAA terwujud peningkatan produksi akan mencapai lima akli lipat lebih. “Jadi, batu bara di Sumsel ini tidak akan habis sampai ratusan tahun ke depan, batu bara kita dapat dimanfaatkan dan tidak mubazir,”katanya.
Menurut Alex, pelabuhan Tanjung Api-api akan membuka jalan untuk mengeluarkan sumber adaya alam Sumsel yang berlimpah ke luar. “Batu bara selama ini baru bisa keluar sekitar 10 juta ton per tahun, karena Sumsel tidak memiliki pelabuhan yang representative. Dengan adanya pelabuhan tersebut maka produksi batu bara dari Sumatera Selatan bisa ditingkatkan sampai 50 juta ton per tahun. Nilai batu bara ke depan akan semakin tidak ada harganya jika energi alternative sudah ditemukan,” tambahnya. Ian.