Pemerintah Ubah Distribusi Pupuk
Pemerintah akan mengubah mekanisme pendistribusian pupuk nasional. Ini untuk mengatasi kelangkaan pupuk yang terjadi di sejumlah daerah. Menteri Pertanian Anton Apriyantono membenarkan adanya masalah pendistribusian pupuk di beberapa daerah. ''Memang ada masalah di pupuk karena permintaannya tinggi,'' ujarnya di Jakarta, Selasa (24/6).
Selain tingginya permintaan, lanjut Mentan, kelangkaan yang terjadi di sejumlah daerah juga dipicu oleh adanya penyelewengan pendistribusian mengingat harga jual pupuk saat ini yang cukup tinggi. Ia menuturkan, kelangkaan pupuk yang terparah terjadi di wilayah Sumatra Utara. ''Kalau tempat lain tidak separah di sana.''
Kendati demikian, ungkap Mentan, ketersediaan pupuk di tingkat petani masih mencukupi. ''Karena mereka (petani, red) sudah melakukan antisipasi dengan menggunakan pupuk organik.'' Untuk mengatasi kelangkaan, tambah dia, pemerintah akan mengubah mekanisme pendistribusian pupuk. Perubahan mekanisme distribusi pupuk ini, jelasnya, akan diatur dalam revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) mengenai distribusi pupuk.
Terpisah, Ketua Pokja Pupuk Edy Putra Irawady menuturkan, guna mengatasi kelangkaan suplai pupuk, pemerintah akan mengoptimalkan penggunaan pupuk organik bersubsidi. ''Sekarang Pokja pupuk masih mengevaluasi penyaluran pupuk organik yang disubsidi. Kita mau mengoptimalkan pupuk organik,'' papar dia.
Pupuk organik, jelasnya, berpotensi untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian rakyat. Pasalnya, pupuk jenis ini bisa diproduksi sendiri oleh masyarakt atau pun sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Bahkan beberapa produsen pupuk organik lokal, kata dia, mulai mengembangkan sistem waralaba. ''Jika setiap kabupaten punya pabrik pupuk organik dengan sistem waralaba bagus dalam menggerakan ekonomi rakyat dan meningkatkan produksi pangan.''
Lebih lanjut Mentan menuturkan, kelangkaan pupuk yang masih berlangsung di sejumlah daerah, hingga kini belum berdampak terhadap penurunan produksi padi. ''Saya baru keliling Sumatra, Aceh, dan Jawa Barat semuanya ijo royo-royo, ngga ada kekeringan,'' tandasnya. Bahkan ia memperkirakan produksi padi nasional pada musim tanam kali ini akan melampaui perkiraan target. Kondisi tersebut, sambungnya, juga akan terjadi pada musim tanam mendatang. ''Produksinya kita perkirakan lebih besar daripada target. Dan itu terbukti dari perhitungan BPS,'' ujarnya. dia