Pemerintah menyatakan belum akan menaikkan harga pupuk meski harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam waktu dekat akan naik.
"Selain menjamin harga pupuk dan benih tanaman pangan tidak akan naik, pemerintah rencananya akan menaikkan harga beras di pasaran, karena pascakenaikan harga BBM nanti biaya produksi pertanian tentu meningkat," kata Menteri Pertanian Anton Apriantono di Yogyakarta, Jumat.
Saat menghadiri acara "Panggih" pernikahan puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Maduretno dengan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Purbodiningrat di Keraton Yogyakarta, Apriantono mengatakan kenaikan harga beras itu untuk mengantisipasi naiknya biaya produksi pertanian akibat kenaikan harga BBM.
"Karena itu, pemerintah akan menaikkan harga beras di pasaran, agar petani tidak mengalami kerugian. Pemerintah tidak akan membiarkan petani dalam kesulitan," katanya.
Kata menteri, harga beras di pasaran sampai sekarang relatif masih stabil. "Kondisi tersebut berbeda dengan harga beras di negara-negara lain termasuk di negara-negara Asean yang saat ini fluktuatif," katanya.
Untuk menjaga agar harga beras di pasaran Indonesia tetap stabil, Departemen Pertanian bersama Bulog akan terus berupaya agar sampai harga beras di dalam negeri tidak sampai jatuh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). "Sebab, sampai sekarang masih banyak beras yang dijual oleh petani di bawah HPP," katanya.
Melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2008 tentang kebijakan perberasan, pemerintah menaikkan HPP untuk beras dan gabah.
Harga gabah kering panen di tingkat petani naik dari Rp2.000/kg menjadi Rp2.200/kg atau naik 10 persen.
Kemudian harga gabah kering giling di gudang Bulog naik dari Rp2.600/kg menjadi Rp2.840/kg, dan harga beras di gudang Bulog naik dari Rp4.000/kg menjadi Rp4.300/kg.
"Stabilitas harga beras akan terus dijaga, dan untuk itu Bulog akan menyerap beras petani lebih banyak lagi," katanya.