Ekonom UI Darwin Zahedy Saleh melihat pemerintah tetap konsisten untuk memperhatikan nasib petani, termasuk persoalan pupuk bersubsidi.
Menurut Darwin di Jakarta, Selasa, dalam tahun 2008 ini pemerintah telah menyediakan pupuk bersubsidi sebanyak 8,7 juta ton. Jumlah pupuk bersubsidi itu jauh meningkat dibanding tahun 2004 yang hanya sebanyak 5,7 juta ton untuk memenuhi kebutuhan lahan padi seluas 10,8 juta hektare dan hasil produksi beras 54 juta ton.
"Penyediaan pupuk bersubsidi sebesar 8,7 juta ton itu seiring dengan meningkatnya luas lahan padi yakni 12,4 juta hektare dan produksi beras 60,28 juta ton di tahun 2008," kata Darwin.
Darwin menegaskan, tanggung jawab dan peran gubernur/kepala daerah dan jajarannya akan menjadi sangat penting dalam menjaga terselenggaranya distribusi dan keseimbangan kebutuhan pupuk di wilayah masing-masing.
"Awasi dan laporkan ke polisi bila ada penyimpangan," katanya.
Sementara untuk persoalan kelangkaan pupuk, Darwin Zahedy Saleh yang juga Ketua DPP Partai Demokrat ini mengatakan bahwa persoalan tersebut dapat diatasi melalui menerapkan sistem tertutup pupuk bersubsidi dengan mewajibkan pengisian dokumen Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), seperti yang sudah berjalan saat ini.
Selain itu juga perlu dilakukan pengembangan sistem kartu pintar (smart card), kebijakan realokasi volume pupuk antarkabupaten dan antarpropinsi serta meningkatkan pengawasan distribusi bersama jajaran kepolisian.
Pada bagian lain, Darwin memuji langkah Polda Jatim yang telah menyita pupuk bersubsidi sebanyak 800 ton yang tidak disalurkan atau digelapkan, sebagai salah satu upaya mengatasi masalah kelangkaan pupuk.