02 December 2013
PUSRI Palembang atau Pupuk Sriwidjaja Palembang, sejak tahun 2003 lalu, tepatnya sejak dikeluarkan SK Menperindag No 70 tahun 2003 tentang pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi, tidak lagi melayani pendistribusian pupuk bersubsidi ke Kalimantan Selatan. SK Menperindag kala itu, membatasi wilayah penjualan pupuk bersubsidi milik Pusri ke wilayah Sumatera (tanpa Sumut dan Aceh) dan Jawa Tengah saja.
Dalam aturan Permendag RI No 15/MDAG/ PER/4/2013 yang baru dikeluarkan pada 1 April 2013 lalu pun, distribusi pupuk bersubsidi dari Pusri Palembang juga tidak mencakup ke wilayah Kalimantan Selatan. Namun yang menarik, meski sudah sepuluh tahun berlalu, nama Pusri Palembang yang merupakan salah satu perusahaan BUMN ini masih melekat di Kalimantan Selatan. Baik di mata akademisi pertanian, termasuk di mata para petani, dan penjual pupuk di Kalimantan Selatan.
Bahkan, papan nama kantor pemasaran dan logo PT Pupuk Sriwidjaja ini pun masih terpampang di kawasan Jalan Brigjend H Hasan Basri Kayutangi Banjarmasin. Padahal kantor tersebut digunakan sebagai kantor pemasarannya Pupuk Kaltim, walaupun ada sebuah ruangan di belakang kantor yang digunakan sebagai Kantor Perwakilan PT Pusri Palembang.
Beberapa waktu lalu, wartawan Media Kalimantan mencoba berkunjung ke kantor tersebut. Sayang, tak banyak informasi yang bisa didapat. Pegawai PT Pusri Palembang yang ada di kantor itu, sekarang ini hanya berjumlah empat sampai lima orang. Itupun menurut salah satu pegawai di kantor tersebut, mereka tinggal menunggu masa pensiun.
“Sejak tidak lagi mendistribusikan pupuk bersubsidi, aktivitas di kantor ini memang tak banyak lagi. Kami paling-paling mengecek ke pelabuhan kalau kebetulan ada kapal Pusri,” ujar pegawai tersebut.
Namun dikisahkan pegawai itu, kantor yang mereka tempati ini sangatlah sibuk di era 1980 – 2003 lalu. Dimana kala itu, Pusri Palembang melayani pendistribusian pupuk bersubsidi untuk wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Tapi lagi-lagi sayang, ketika wartawan Media Kalimantan mencoba meminta data pendistribusian Pusri Palembang kala itu, pegawai tersebut mengaku tak menyimpan datanya lagi.
“Karena sudah 10 tahun berlalu, di kantor ini kami tidak memiliki datanya lagi. Dan kebetulan, kami yang ada ini ditempatkan di sini (Banjarmasin, red) setelah 2003. Jadi benar-benar tidak memiliki data untuk itu,” terang pegawai tersebut.
Penasaran dengan Pusri Palembang, Media Kalimantan mencoba mencari informasi dari berbagai pihak. Dan ternyata, meski sudah 10 tahun tak ‘menampakkan wujud’ dalam produk pupuk di Kalimantan Selatan, Pusri Palembang masih sangat dikenal masyarakat. Abdussamad Thalib, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, mengakui bahwa pupuk bersubsidi Pusri Palembang pernah didistribusikan di Kalimantan Selatan dan Tengah.
“Saya ingat Pusri kala itu sebagai penyalur pupuk yang resmi menjadi mitra pemerintah dalam bidang pertanian di Indonesia. Terutama melalui Proyek BIMAS, termasuk di daerah Kalsel melalui penerapan teknologi Panca Usaha yang kemudian berkembang dengan Sapta Usaha,” ujarnya.
Abdussamad Thalib yang pernah menjadi PPL di tahun 1977 sampai dengan 1981 itu mengungkapkan, dari sisi peningkatan produktivitas, penggunaan Pusri untuk membantu peningkatan produktivitas Ton/ Ha memang benar teruji. “Terutama untuk varietas unggul nasional,” sambung Abdussamad Thalib yang kemudian diangkat menjadi Dosen di Unlam sejak 1981.
Sementara itu, ketika Media Kalimantan bertanya kepada para penjual pupuk, ternyata nama Pusri Palembang juga masih sangat familiar. Sri Wulan, pemilik Toko Tani Agung di Banjarbaru mengungkapkan, Pusri sangat terkenal dengan produk urea-nya. “Bahkan sampai saat ini, orang (petani) yang membeli urea, masih menyebut beli Pusri. Padahal kan, urea di Kalsel dan Kalteng saat ini, bukan lagi pabrikan Pusri,”ujar ibu yang sudah puluhan tahun berjualan pupuk dan perlengkapan pertanian itu.
Hal senada diungkapkan Sumaryanto, penjual pupuk lainnya di kawasan Landasan Ulin Banjarbaru. Dikatakannya, sampai saat ini banyak pula pembeli yang mencari pupuk Pusri. Karena ujar Sumaryanto, menurut sejumlah pembelinya itu, pupuk keluaran Pusri memiliki kualitas yang lebih baik.
“Kalau pembelinya pesan Pusri non subsidi, sering kali masih bisa kami pesankan. Tapi kalau untuk Pusri yang bersubsidi, jelas kami tidak bisa melayani pembeli itu. Karena tidak mungkin bisa mendistribusikannya di luar rayon. Jangankan dari Palembang ke Banjarmasin, pupuk subsidi itu, salah jalur dari Banjarmasin ke Martapura saja bisa ditangkap polisi,” ujarnya.
Dan memang benar, ketika dikonfirmasi kepada Kantor Pusat PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang, Manajer Humas PT Pusri Palembang, Sulfa Ganie SE MM membenarkan masih banyaknya permintaan Pusri Palembang di wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah. Tentu saja, ujar Sulfa Ganie, permintaan yang bisa mereka layani hanyalah permintaan Pusri non subsidi. “Penyaluran urea Pusri non subsidi ke Kalsel dan Kalteng memang cukup tinggi. Per 1 Januari sampai November 2013 ini mencapai 12.000 Ton. Ada yang dikirim ke Sampit, Pangkalan Bun, juga ada yang ke Kotabaru dan beberapa wilayah lainnya,” terang Sulfa.
Kabar gembiranya sambung Sulfa Ganie, per 1 Januari 2014 nanti, Pusri kemungkinan bisa mendapat wilayah distribusi ke Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah lagi. “Kabarnya seperti itu, tapi belum bisa dipastikan. Saya kurang ingat, apakah Kalsel atau Kalbar. Berkasnya ada di kantor. Nanti dilihat saja bagaimana perkembangannya,” ujar Sulfa sedikit membuat penasaran.(khairil)
Share
04 November 2024
RESTO APUNG SESERA, LESTARIKAN KULINER KHAS PALEMBANG05 November 2024
Temu Tani & Tinjauan Aset29 October 2024
Buletin Pusri Edisi 309