29 June 2016
PALEMBANG – Produsen pupuk di Tanah Air menjamin ketersediaan pupuk petani untuk kebutuhan pascalebaran hingga musim tanam kedua pada tahun ini, yang diperkirakan memasuki puncak pada Oktober 2016—Maret 2017.
Sulfa Gani , Manajer Humas PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), mengatakan pihaknya memastikan ketersediaan pasokan pupuk tidak hanya di tingkat pabrik, tetapi termasuk di tingkat distributor dan pengecer.
“Apalagi sekarang ada kebijakan baru bahwa distributor harus tetap menebus meski petani belum menggunakannya, supaya ada kepastian stok,” katanya di sela-sela acara buka bersama direksi PT Pusri dengan anak yatim-piatu di Palembang, akhir pekan lalu.
Dengan kepastian stok pupuk, lanjutnya, seharusnya tidak ada lagi keluhan soal petani yang sulit mendapatkan pupuk di lapangan.
Menurut dia, mekanisme penyaluran dengan cara baru itu membuat pengecer maupun distributor mempunyai ‘tabungan’ pupuk untuk keperluan sekitar dua sampai tiga pekan ke depan. Selain itu, Pusri juga tidak perlu lagi mengalami stok yang menumpuk di gudang karena langsung disalurkan.
Adapun stok pupuk perusahaan secara nasional mencapai 167.454 ton per 14 Juni 2016 atau lebih tinggi dari ketentuan stok pemerintah, yakni sebanyak 52.000 ton. Sulfa mengatakan hingga saat ini perseroan telah menyalurkan 542.457 ton pupuk bersubsidi ke seluruh wilayah pemasaran Pusri.
“Sesuai rayonisasi, Pusri menyalurkan pupuk ke Sumatra Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta,” katanya.
Adapun rencana penyaluran pupuk milik Pusri yang tertuang dalam peraturan menteri pertanian (Permentan) sepanjang tahun ini mencapai 1,35 juta ton. Sulfa menjelaskan pemakaian pupuk oleh petani saat ini memang sedang menurun karena dipengaruhi berbagai kondisi.
Dia member contoh, untuk realisasi penyaluran di Sumsel tercatat 47.477 ton, padahal dalam rencana di SK Mentan penyaluran sebanyak 64.730 ton sampai dengan Juni 2016.
“Seperti di Sumsel memang lagi rendah bisa jadi karena pengaruh banjir. Adapula petani padi yang lagi beralih nanam jagung dan kedelai, itu berpengaruh terhadap serapan pupuk,” katanya.
Dia mengemukakan serapan biasanya akan tinggi pada saat musim tanam Oktober-Maret, oleh karena itu perusahaan telah siap ketika permintaan pupuk oleh petani meningkat dari kondisi sekarang.
Selain Pusri, juga ada PT Petrokimia Gresik yang menjamin stok pupuk untuk musim tanam kedua pada tahun ini.
Direktur Produksi PT Petrokimia Gresik I Ketut Rusnaya mengatakan stok pupuk di lapangan sudah mencapai lini empat sehingga bisa dikatakan semua dalam kondisi terkendali. Stok yang tersedia sekarang mencapai 400% dari ketentuan.
"Karena musim hujan mundur terus jadi stok kami mundur juga. Mudah-mudahan kali ini bisa terserap seluruhnya," katanya.
Dalam ketentuan yang berlaku, stok pupuk wajib mencapai level minimal dua pekan. Adapun yang dimiliki Petrokimi Gresik atau PG sebesar 400% maka stok melebihi dua bulan. Secara volume hampir menyentuh 500.000 ton di seluruh wilayah jangkauan PG.
Kendati cuaca belum beranjak dari kemarau basah, tetapi PG meyakini penyerapan di lapangan akan berjalan lancar.
PENGOPERASIAN PABRIK
Di sisi lain, Direktur Utama PT Pusri Palembang Mulyono Prawiro mengemukakan Pabrik Pusri II-B dipastikan beroperasi pada Agustus 2016. “Sudah hampir 100% siap diresmikan dan beroperasi komersil, nanti akan ada uji performance dulu yang biasanya sekitar satu bulan,” jelasnya.
Pabrik Pusri II-B yang berada di Kompleks Pusri Palembang itu ditargetkan mampu menambah produksi pupuk 950.000 ton per tahun dan amoniak 750.000 ton per tahun.
“Memang ada kemunduran jadwal. Sekarang pasokan gas untuk pabrik mulai masuk ke pabrik baru ini,” katanya.
Mulyono mengemukakan, salah satu kendala pembangunan pabrik adalah kontraktor yang belum bisa menyelesaikan pengerjaannya. Dia menjelaskan dengan beroperasinya pabrik tersebut, maka akan mampu menambah total produksi pupuk dan amoniak dari perseroan tersebut.
Perseroan menargetkan produksi pupuk dapat mencapai 2,65 juta ton dan 1,85 juta ton untuk amoniak. Mendukung operasional pabrik baru itu, Pusri juga telah bekerjasama dengan empat perusahaan besar penyuplai gas.
Yakni Pertamina EP, Medco Energy, Pertagas Niaga dan Conoco Philips yang mana akan memasok gas sebanyak 85 mmscfd untuk pabrik II-B.
Dinda Wulandari & Dini Hariyanti
sumber: bisnis.com
Share
04 November 2024
RESTO APUNG SESERA, LESTARIKAN KULINER KHAS PALEMBANG05 November 2024
Temu Tani & Tinjauan Aset29 October 2024
Buletin Pusri Edisi 309