RAKYAT MERDEKA - KOMITMEN tersebut ditunjukkan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang pada penandatanganan kontrak EPC Pabrik NPK Fusion II dengan PT Wijaya Karya (Persero) TBK. Kontrak tersebut ditandatangani Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Mulyono Prawiro dan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Bintang Perbowo, disaksikan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat di Palembang, Selasa (12/12).
Usai penandatanganan kontrak, Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Mulyono Prawiro mengatakan pembangunan pabrik NPK Fusion berkapasitas 2 x 100.000 MTPY di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dijadwalkan selesai pada tahun 2019 sehingga dapat memperkuat pasokan pupuk NPK di sektor pangan, perkebunan dan holtikultura terutama untuk wilayah Sumatera. “Pembangunan Pabrik NPK Fusion II berteknologi Steam Fused Granulation ini merupakan salah satu proyek pengembangan Pupuk Indonesia Group yang dibangun untuk menambah kapasitas produksi pupuk NPK,” kata Mulyono.
Apalagi lanjut Mulyono, NPK telah terbukti memberikan hasil optimal meningkatkan produktivitas tanaman, baik pangan maupun perkebunan. Pemerintah sendiri terus menggalakkan pola pemupukan berimbang memalui penggunaan pupuk NPK. Berdasarkan analisa pasar potensi pupuk NPK . Sektor pertanian sangat menjanjikan karena kebutuhan pasar dalam negeri cukup tinggi. Dijelaskannya, Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk mengandung unsur hara Nitrogen (N), Phosphate (P) dan Kalium (K) dsangat berguna bagi tanaman serta mendukung program pemerintah dalam pemupukan berimbang dengan pupuk majemuk lebih efisien dan tepat guna bagi pertanian di Indonesia. Masih menurut Mulyono, saat ini kapasitas produksi urea berkisar 8,3 juta ton per tahun tidak akan ditambah namun dioptimalkan untuk memenuhi kabupaten domestikdalam rangka ketahanan pangan, serta menggunakan produk urea hasil produksi sendiri sebagai bahan baku pupuk NPK.
Disisi lain, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang terus melakukan peningkatan daya saing dan diversifikasi usaha produk pupuk majemuk serta mendukung rencana PT Pupuk Indonesia (Persero) menambah kapasitas produksi Pupuk NPK hingga 3.400.000 ton. Sebagai anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang terus melaksanakan proyek pengembangan perusahaan. Diantaranya adalah pembangunan pabrik NPK Fusion II, bekerjasama dengan kontraktor terpilih yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
“Pembangunan pabrik NPK Fusion II merupakan proyek strategis mengingat tingginya permintaan pasar, baik domestik maupun ekpor, yang memiliki kapasitas desai sebesar 2 x 100.000 MTPY dan di bangun di atas lahan seluas lebih kurang 4 Ha yang berada di dekat Pabrik Pusri IIB menggunakan teknologi Steam Fused Granulation. Pengerjaan proyek dengan total biaya investasi sebesar Rp 521 miliar ini diperkirakan selesai Tahun 2019,” ujar Mulyono.
Pembangunan proyek NPK Fusion II sendiri, merupakan komitmen dan tanggung jawab PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang diharapkan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan industri pupuk nasional dalam membantu kesuksesan pelaksanaan program Pemerintah bidang ketahanan dan kedaulatan pangan nasional serta berperan meningkatkan produktivitas perkebunan & holtikultura. “Selain melakukan revitalisasi dan pengembangan, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang juga mengembangkan produk inovasi yang bertujuan untuk menjawab tantangan kemajuan dunia pertanian dimasa mendatang. Kegiatan riset pun terus dikukan untuk menghasilkan produk benoh, pupuk, pestisida, dan produk agribisnis lainnya. Beberapa produk inovasi Pusri diantaranya, Benih Padi & Cabai PUSRI SEED, Pupuk Hayati cair BIORIPAH, Pupuk Hara Mikro NUTREMAG, Dekomposer Cair SRIDEK, Pupuk Cair B-FITALIK, Biopestisida B-VERIN, Urea BLACK HU-MATE, Hydropusri dan beberapa produk inovasi lainnya yang sedang dikembangkan,” sambung Mulyono.
Selain pembangunan proyek NPK, upaya lain dalam meningkatkan daya saing adalah melalui revitalisasi pabrik yaitu mengganti pabrik yang sudah tua dengan pabrik canggih hemat konsumsi gas, serta berbagai proyek pengembangan lainnya. Revitalisasi sangat diperlukan mengingat pasokan gas bumi untuk PT Pusri Palembang semakin menurut sehingga pabrik tidak dapat berproduksi pada kapasitas design. Salah satu pabrik yang telah di revitalisasi adalah Pusri IIB menggantikan Pabrik Pusri II yang berumur lebih dari 40 tahun. Pabrik Pusri IIB selain menerapkan teknologi baru juga menghemat bahan baku gas bumi hingga 14 MMBTU per ton urea. Sehingga menurunkan harga pokok produksi, agar dapat bersaing dan kopetitif,” jelasnya.
Untuk diketahui penghematan gas bumi dilakukan dengan menggunakan bahan bakar batubara yang disuplai dari STG dengan kapasitas 1 x 23 MW Nett dan Boiler kapasitas 2 x 240 ton/jam untuk menggantikan pembangkit steam dan listrik yang menggunakan gas bumi. Hal ini di dukung ketersediaan cadangan batubara yang cukup besar di Palembang.
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang menjalankan operasi bisnisnya dengan tujuan utama melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di industri pupuk dan produk agribisnis lainnya.
Selama lebih dari setengah abad, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan industri pupuk, ketahanan pangan dan kemakmuran nasional. “Semoga kerja keras seluruh jajaran PT Pupuk Sriwidjaja Palembang ini mampu mewujudkan komitmen membangun negeri dan mendukung ketahanan pangan nasional serta meningkatkan daya saing perusahaan dimasa mendatang,” pungkas Mulyono.