Indonesia - Iran akhirnya menyetujui kelanjutan pembangunan pabrik pupuk urea di Iran. Pejabat dari Kedubes Iran di Indonesia menyatakan finalisasi investasi joint venture senilai total 600 juta dolar AS itu bakal terjadi dalam hitungan hari ke depan.
''Signing-nya bisa dalam waktu beberapa hari ini. Finalisasinya sejak beberapa bulan lalu,'' tandas Mahmoud R Radboy, Kepala Seksi Ekonomi Kedubes Iran untuk Indonesia, saat ditemui Selasa (4/8) siang. Pabrik pupuk akan dikelola bersama oleh PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) dan National Petrochemical Company of Iran (NPCI). Nantinya, pabrik pupuk itu akan memproduksi amonia sebanyak 990 ribu ton dan urea sekitar 1,150 juta ton.
Mahmoud menambahkan, studi teknis pabrik ini bakal berlangsung akhir tahun. Diperkirakan, pembangunan pabrik bakal menelan waktu selama 18 bulan, atau pada 2009 mendatang. Lokasi pabrik ada di kawasan Parseez, Bandar Assaluyeh, Iran Selatan. Pabrik ini memakan lahan empat hektare (Ha).
Soal harga gas, Mahmoud mengatakan tidak ada perubahan dari kesepakatan awal. Harga jual gas sebesar satu dolar AS per juta BTU untuk jangka waktu 10 tahun. Dan paling tinggi adalah 1 dolar AS 50 sen. Pembangunan pabrik pupuk di Iran merupakan bagian dari skenario pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pupuk urea di dalam negeri, khususnya untuk sektor pangan yang terus meningkat.
Pada 2010, kebutuhan pupuk nasional diperkirakan di atas 11 juta ton, sementara kapasitas produksi normal oleh lima perusahaan hanya sekitar 7,872 juta ton. Namun, dengan kebutuhan setinggi ini, pasokan gas dalam negeri tidak mencukupi. Selain pabrik urea, pemerintah juga berencana meningkatkan produksi pupuk NPK. Pembangunan pabrk pupuk NPK karena produksi dalam negeri lebih kecil dari kebutuhan. evy