28 October 2016
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) menghabiskan anggaran hingga Rp 18 miliar untuk pendidikan dan latihan karyawan yang jumlahnya kini mencapai 2.161 orang. Dana itu digunakan untuk membangun infrastruktur penunjang seperti gedung berikut perlengkapan, ruang komputer, pemanfaatan ICT, dan instruktur bersertifikasi.
Manager Diklat Pupuk Sriwidjaja Palembang, Apep Kurnialy mengatakan, Diklat Pusri mengelola 7 bidang program yang mengambil 25% dari pengembangan karyawan. Metode lainnya yakni coaching dan mentoring mengambil porsi 25% dan sisanya adalah berupa sederet penugasan.
“Kurikulum dibuat pihak internal Pusri bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Institusi Pupuk Indonesia. Setiap tahunnya, peserta mencapai 4.000 orang,” kata dia.
Pengelolaan Diklat Pusri berada di bawah Departemen HRD & GA yang ditangani 16 orang. Pengelolaan memakan anggaran hingga Rp 18 miliar pertahunnya. Sejauh ini, tantangan terbesar mereka adalah meningkatkan partisipasi karyawan hingga 100%.
“Banyak karyawan yang absen karena cuti, sakit, dan alasan lain. Pusri memiliki 80 asesor (trainer) bersertifikasi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Pupuk). Sebanyak 486 karyawan pun sudah bersertifikasi baik dari LSP IPI,” kata dia.
Ketujuh bidang program itu adalah: pertama, diklat berbasis kompetensi. Pada tahap ini, perseroan mendeteksi potensi dan kinerjanya sebagai dasar untuk pemetaan karyawan. Hasilnya dibagi kedalam 3 kelompok, yakni kompetensi individu kurang dari kebutuhan kompetensi jabatan, kedua, sama, dan ketiga, lebih tinggi yang disebut talent.
Ketiga kelompok itu mendapat perlakuan berbeda. Yang pertama, mendapat konseling karier dan pelatihan berdasarkan kompetensi berupa rotasi dan transfer knowledge. Kelompok dua diberikan pelatihan manajemen dan kepemimpinan.
“Program ini dilakukan untuk eselon bawah sampai tertinggi. Untuk eselon tiga terbawah dilakukan di Pusri Palembang dengan instruktur dari internal maupun LPM dari Universitas Sriwijaya. Untuk eseolon dua teratas dilakukan oleh Pupuk Indonesia (holding),” kata dia.
Kedua, pelatihan core and supporting. Core di industri pupuk, ada operasi urea dan amonia. Tak kalah penting adalah pelatihan di bidang marketing, trading dan distribusi dengan trainer bersertifikat BNSP. Ketiga, adalah talent development untuk penyusunan Individual Development Program yang dimulai sejak 2015 .
Keempat adalah program tugas belajar untuk karyawan yang lolos seleksi administrasi, Tim Penilai Akhir, dan TOEFL untuk melanjutkan sekolah S2 baik di dalam maupun luar negeri. Lulus seleksi tahap awal, karyawan kemudian mengikuti tes wawancara dengan direksi dan general manager.
Kelima adalah diklat nonkaryawan untuk direksi maupun komisaris dan pihak lain seperti mahasiswa magang. Setiap tahunnya, ada sekitar 1.200 mahasiswa magang di Pusri. Keenam, adalah program Management Trainee (MT) untuk mahasiswa S1. Sebanyak 80% proses dilakukan Pupuk Indonesia (holding) dan sisanya dilakukan anak usaha.
Terakhir, adalah Knowledge Management yang baru dimulai tahun 2015. Beberapa kegiatan pendukung lainnya adalah transfer and sharing knowledge, forum management, pelatihan inhouse dan juga sertifikasi. “Saat ini, Pusri sedang membangun system knowledge management untuk memperbesar kapasitas penyimpanan data,” kata Apep. (Reportase: Maria Hudaibyah Azzahra)
Share
28 October 2024
TEMU TANI DAN TINJAUAN ASET04 November 2024
RESTO APUNG SESERA, LESTARIKAN KULINER KHAS PALEMBANG29 October 2024
Buletin Pusri Edisi 309