TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Perkembangan pemanfaatan teknologi nuklir telah berkembang pesat di berbagai bidang kehidupan masyarakat seperti pertanian, kesehatan, industri, dan lingkungan.
Namun tidak demikian di bidang energi, hingga kini pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia belum dirasakan meskipun berbagai studi dan kajian terhadap perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah selesai dilakukan.
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot Sulistio Wisnubroto pada pembukaan Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir di Palembang, Rabu (04/07/2018) mengatakan, energi nuklir ini dapat menjadi pilihan untuk meningkatknya kebutuhan energi listrik nasional.
"Energi nuklir dapat menjadi opsi untuk pemenuhan energi ke depan di Indonesia. Namun butuh komitmen jangka panjang, konsistensi, capacity bulding, dan sosialisasi yang harus terus dilakukan kepada masyarakat," ujarnya.
Menurut Djarot, pada Kebijakan Energi Nasional (KEN), energi nuklir masih dijadikan pilihan terakhir dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.
Kondisi ini yang menyebabkan perkembangan pemanfaatan energi nuklir untuk listrik di Indonesia masih kurang menggembirakan. "Status PLTN di Indonesia memang belum menggembirakan, artinya masih menjadi pilihan terakhir," ungkapnya.
Sementara itu pada seminar kali ini juga dilangsungkan penandatanganan naskah kerja sama antara BATAN dengan Universitas Sriwijaya, PT. PLN, dan PT. PUSRI di bidang pemanfaatan teknologi nuklir.
Kerja sama ini tidak hanya pemanfaatan teknologi nuklir untuk energi saja, melainkan pemanfaatan teknologi nuklir secara keseluruhan. Yang terpenting adalah nuklir sebagai ilmu harus disebarluaskan dan dipromosikan.
Artikel diakses di : http://sumsel.tribunnews.com/2018/07/04/batan-bekerjasama-dengan-pusri-unsri-dalam-hal-pemanfaatan-energi-nuklir
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati