Kabar Pusri

Pusri Bangun Kapal Angkut Jumbo untuk menghadapi Dua Masalah Ini

21 April 2014

Bisnis.com, BATAM - PT Pupuk Sriwidjaya Palembang memiliki dua alasan utama sehingga memutuskan membangun sebuah kapal angkut pupuk berukuran besar yang diproduksi di Kota Batam, Kepulauan Riau.

M Romli HM, Direktur SDM dan Umum PT Pupuk Sriwidjaya Palembang mengatakan, secara umum pembangunan kapal itu sebagai salah satu upaya memertahankan daya saing perusahaan dalam pendistribusian pupuk Urea ke seluruh wilayah pemasaran.

Kemudian secara khusus, pembangunan kapal bernama PUSRI INDONESIA I itu dilakukan karena usia kapal-kapal yang saat ini dimiliki perusahaan tersebut sudah relatif tua.

Sebelum PUSRI INDONESIA I diluncurkan, perusahaan BUMN itu memiliki tujuh kapal angkut Urea curah serta satu unit kapal Amonia curah.

Nama Kapal     Bobot (ton) Kapasitas (ton) Operasi
1. KM Otong Kosasih   9,237 7.500  1977
2. KM Ibrahim Zahier 9.237  7.500  1977
3. KM Sumantri Brojonegoro 9.237  7.500  1977
4. KM Pusri Indonesia      11.195 8.500 1978
5. KM Julianto Moeliodihardjo 11.161  8.500 1983
6. KM Mochtar Prabu Mangkunegara 11.185  8.500 1983
7. KM Abusamah           11.185  8.500 1983
8. KM Sultan Machmud Badarudin II 9.131 6.000   1983

"Pembangunan kapal PUSRI INDONESIA I ini, selain dikarenakan usia kapal milik saat ini sudah relatif tua, juga dilatarbelakangi oleh pendangkalan Sungai Musi," jelasnya usai peluncuran kapal, Kamis (17/4/2014).

Pendangkalan Sungai Musi mengakibatkan pengapalan pupuk tidak maksimal. Seharusnya kapal milik dapat mengangkut 8.500 ton, tetapi setelah terjadi pendangkalan hanya dapat membawa rata-rata sebanyak 6.500 ton sehingga mengakibatkan pembengkakan biaya angkut.

"Kapal SPUB PUSRI INDONESIA I sendiri dirancang dengan desain yang dapat mengakomodir draft air sungai yang rendah," jelasnya. Kapal itu didesain dengan bagian bawah yang lebih rata sehingga lebih mampu berlayar dengan perairan yang dangkal.

Berbeda dengan kapal-kapal milik Pusri sebelumnya yang memiliki bagian bawah yang lebih runcing sehingga tidak dapat melewati perairan yang relatif dangkal. Pusri berharap pengoperasian kapal tersebut dapat menjadi salah satu solusi dalam mengantisipasi peningkatan produksi, masalah shipping-out, serta menjamin kelancaran distribusi pupuk lebih efektif dan efesien.

Editor : Yoseph Pencawan



Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ