Kabar Pusri

PUPUK INDONESIA GENJOT PRODUKSI NPK

13 December 2017

MEDIA INDONESIA - Produksi Pupuk di Tanah Air akan semakin andal. PT Pupuk Indonesia menargetkan akan terus menambah kapasitas produksi pupuk NPK hingga 3,4 Juta ton. “Industri pupuk dan petrokimia mempunyai prospek yang baik di masa depan. Kebutuhan pupuk dalam negeri, khususnya NPK, akan terus meningkat” tutur Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat, di Palembang, Sumatera Selatan, kemarin.

Ia menabahkan, PT Pupuk Indonesia sudah memiliki pabrik NPK dengan kapasitas 3,1 juta ton per tahun. Jumlah itu akan dikembangkan hingga dua kali lipat sampai 2021.

Sebagai upaya meningkatkan daya saing perusahaan, tuturnya, pengembangan NPK memang menjadi prioritas Ppupuk Indonesia ke depan. NPK telah terbukti memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan produktivitas tanaman, baik tanaman pangan maupun perkebunan.

Tahun ini PT Pupuk Indonesia lewat PT Pupuk Sriwidjaja memulai pembangunan pabrik NPK Fusion II di Palembang. Keberadaan pabrik baru ini akan mampu menghasilkan NPK sebanyak 200 ribu ton per tahun. Selama ini PT Pusri telah sudah memproduksi NPK sebanyak 200 ribu ton per tahun.

Selain Pusri, PT Pupuk Iskandar Muda juga membangun pabrik NPK berkapasitas 1 juta ton per tahun, PT Pupuk Kujang Cikampek 200 ribu ton per tahun, PT Petrokimia Gresik 500 ribu ton dan PT Pupuk Kalimantan Timur 1 juta ton per tahun.
 
KEBUTUHAN PUPUK DALAM NEGERI, KHUSUSNYA NPK, AKAN TERUS MENINGKAT.

Di Palembang, kemarin, manajemen PT Pusri menandatangani kontrak pembangunan pabrik NPK Fusion II dengan kontraktor PT Wijaya Karya. Ditargetkan dalam kurun kurang dari 20 bulan, pabrik yang dibangun bersebelahan dengan Pusri II B akan akan selesai di bangun.

“Kami targetkan pabrik baru ini selesai 2019. Dengan adanya pabrik ini, kami dapat memperkuat pasokan Pupuk NPK untuk sektor pangan, perkebunan dan hortikultura untuk wilayah Sumatera,” papar Diretur Utama PT Pusri, Mulyono Prawiro.

Ia menambahkan, meski fokus pada peningkatan produksi NPK, Pusri tetap konsisten memproduksi pupuk Urea. Saat ini produksinya sudah mencapai 2,6 juta ton per tahun, sedangkan produksi amoniak mencapai 1,8 juta ton per tahun.

Dari Sumenep, Jawa Timur, dinas pemberdayaan masyarakat dan desa mendorong badan usaha milik desa mengelola distribusi pupuk bersubsidi di desa. “Salah satu tujuan dibentuknya Bumdes adalah untuk menggerakkan dan menghidupkan tulang punggung perekonomian masyarakat. Karena itu, sangat layak jika distribusi pupuk bersubsidi dilakukan melalui Bumdes,” kata Kepala Dinas PMD Sumenep, Achmad Masuni.

Bumdes, lanjutnya, bukan hanya berfungsi sebagai salah satu sumber perekonomian di desa, melainkan juga lembaga pemberdayaan. Sayangnya, saat ini belum semua desa di Sumenep memiliki Bumdes. Ia meminta desa-desa yang sudah memiliki Bumdes bisa memulai mengelola pupuk bersubsidi dan menjadi sontoh bagi desa lain. “Secara regulasi tidak masalah jika Bumdes menjadi penyalur pupuk bersubsidi. Salah satu syarat yang harus dipenuhi ialah memiliki gudang,” tambah Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumenep, Bambang Heriyanto. (DW/MG/N-2)
Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ