Kabar Pusri

Pembangunan Pabrik Pusri Dimulai Februari 2012

12 May 2011

Untuk menambah kapasitas produksinya, pembangunan pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang di kawasan Tanjung Api-api (TAA) segera dimulai. Pemasangan tiang pancang dilakukan pada Februari 2012

Palembang, BP

Pembangunan pabrik baru PT Pusri ini akan meningkatkan kapasitas produksi urea sebanyak 2,5 juta ton/tahun. Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Palembang Beni Haryoso usai menghadiri acara Pusri Jurnalistic Award II di Hotel Novotel, Jumat (6/5) malam, menjelaskan, pembangunan pabrik ini diperkirakan akan selesai sekitar 32 bulan setelah pemasangan tiang pancang.

"Setelah kehadiran pabrik baru ini, kita harapkan kapasitas produksi urea bisa naik menjadi 2,5 juta ton/tahun. Selain itu, kita akan menghasilkan amoniak sebanyak 2 ton/hari," kata Beni.

Untuk diketahui kapasitas produksi urea yang dimiliki PT Pusri sejak 10 tahun terakhir tidak mengalami banyak perubahan. Yakni sekitar 2,03 juta ton/tahun. Produksi ini dihasilkan oleh pabrik Pusri IB sebanyak 548.328 ton, Pabrik Pusri II memroduksi sebanyak 415.007 ton, Pabrik Pusri III memroduksi sebanyak 529.451 ton, dan Pabrik Pusri IV memroduksi sebanyak 538.914 ton.

Penggantian dan peremajaan pabrik yang rata-rata berusia 30 tahun ini mendesak untuk segera dilakukan. Pasalnya, harga gas pada 2013 diperkirakan akan mengalami kenaikan. Jadi, kalau kenaikan harga gas ini tidak segera diantisipasi dengan melakukan efesiensi produksi maka PT Pusri akan merugi.

Mengenai keluhan kelangkaan pupuk yang dialami petani di daerah Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Direktur Produksi PT Pusri Palembang Johan Safri mengatakan, kelangkaan pupuk tersebut mungkin untuk jenis pupuk NPK yang diproduksi oleh Petrokimia Gresik.

"Kalau untuk kebutuhan pupuk urea sampai saat ini tidak ada masalah, karena wilayah itu berada dekat dengan pabrik di Palembang. Kita harus lihat terlebih dahulu petani itu kekurangan pupuk apa? Jika NPK itu berasal dari Petrokimia Gresik yang mungkin saja suplainya terganggu karena jarak yang sangat jauh. Selain itu, bahan bakunya juga masih diimpor," jelasnya. wan


Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ