Kabar Pusri

Konsorsium Rekind-Toyo Menang Tender Proyek Pabrik Urea II B Pusri

14 December 2012

PALEMBANG (IFT) - Konsorsium PT Rekayasa Industri (Rekind) dan Toyo Engineering
Corporation, Jepang meraih kontrak kerja pembangunan pabrik pupuk urea II B milik PT
Pupuk Sriwidjaja (Pusri ) Palembang senilai US$ 600 juta atau sekitar Rp 5,4
triliun.

Konsorsium Rekind-Toyo memenangi tender yang diumumkan pekan ini untuk membangun
pabrik II B berkapasitas 2.750 ton per hari, setelah mengalahkan konsorsium lainnya,
yakni PT Tripatra-Samsung Engineering, dan konsorsium PT Adhi Karya Tbk (ADHI)-
Huhan.

Zain Ismed, Sekretaris Perusahaan PT Pusri Palembang, mengatakan konsorsium
Rekind-Toyo sudah dipastikan akan membangun pabrik II B yang rencananya dimulai awal
2013.
“Jumat (14/12) mereka sudah melaksanakan penandatangan kontrak kerja yang
diperkirakan hingga 2015. Awal tahun depan sudah dimulai pemancangan (ground
breaking),” kata dia, Kamis.

Menurut Zain, dengan ditandatangani kontrak kerja dengan Rekind-Toyo, pembangunan
pabrik II B diharapkan dapat berjalan lancar dan selesai sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
Pengajuan tender dari ketiga konsorsium tersebut telah dilaksanakan sekitar awal
tahun lalu. Semua perusahaan konsorsium sudah mengikuti tahapan proses tender,
hingga akhirnya diumumkan pemenangnya sesuai jadwal Desember 2012.

“Pembangunan pabrik II B nantinya juga akan melibatkan tenaga kerja sebanyak 2.000
orang selama dua tahun berjalan. Sementara tenaga kerja perancangan pabrik sekitar
300 orang,” ungkap dia.

Zain menambahkan dalam kontrak senilai Rp 5,4 triliun tersebut, Pusri Palembang
menyiapkan modal internal sekitar Rp 3 triliun. Selain itu, Pusri juga telah meraih
pinjaman dana senilai Rp 7,4 triliun dari tujuh perbankan dengan pola club deal
untuk merelisasikan pembangunan pabrik II B.

Tujuh perbankan yang memberikan pinjaman kredit tersebut, antara lain PT Bank
Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 2,6 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Rp 1,7 triliun, PT Bank BNI Tbk (BBNI) Rp 1,3 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp
1 triliun, Bank Jabar-Banten (BJB) Rp 400 miliar, Bank Sumsel Babel Rp 200 miliar
dan UOB Indonesia Rp 200 miliar.

Musthofa, Direktur Utama PT Pusri Palembang, mengungkapkan pinjaman dari perbankan
sudah disepakati setelah Pusri melaksanakan penandatangan akta perjanjian.

Fasilitas kredit investasi jangka panjang tersebut digunakan bukan saja untuk
membangun pabrik Pusri II B, namun juga untuk membiayai steam turbine generator dan
boiler batu bara guna mendukung utilitas (steam dan listrik) dari pabrik Pusri II B.

Selain itu pinjaman dari perbankan akan digunakan untuk pembelian kapal self
propelled urea barge secara bertahap untuk menggantikan kapal Pusri yang telah ada.

Menurut Musthofa, pabrik Pusri II B yang akan dibangun diharapkan mampu meningkatkan
efisiensi gas serta mampu menekan pembiayaan produksi pupuk. Selain itu untuk
peningkatan efisiensi daya saing keseimbangan usaha dan sesuai dengan instruksi
presiden (Inpres) No. 2 tahun 2012 tentang revitalisasi pabrik pupuk.

Pusri, kata dia, memiliki empat pabrik pupuk, rata-rata dibangun pada tahun 70-an,
hanya I B yang dibangun pada 1992, pabrik pupuk urea tersebut, yakni Pusri II, III,
IV, dan IB.

Dari empat pabrik tersebut, memiliki total kapasitas terpasang kurang lebih sekitar
2,2 juta ton per tahun. Pabrik pupuk Pusri II B ini akan menambah pasokan pupuk
nasional hingga tahun 2017 sebesar 2,8 juta ton per tahun dari jumlah total sebesar
7 juta ton per tahun.

Selain Pusri, anak usaha PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) lainnya, PT
Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kujang juga akan membangun pabrik baru tahun depan.

Arifin Tasrif, Direktur Utama Pupuk Indonesia, mengatakan seiring dengan pembangunan
pabrik baru, Pupuk Indonesia menargetkan kenaikan produksi urea menjadi 8,5 juta-9
juta ton pada 2015. Saat ini kapasitas produksi pupuk urea dari lima anak perusahaan
Pupuk Indonesia mencapai 7 juta ton per tahun.

"Proyek pembangunan pabrik Petrokimia Gresik II setidaknya harus jalan tahun depan
agar pada 2015 terjadi penambahan produksi pupuk secara nasional untuk memperkuat
ketahanan pangan," tandas dia.(*)

Irwan Wahyudi

Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ