Kabar Pusri

Bahan Baku Urea, Pusri Pasok Gas ConocoPhillips 70 Juta MMSCFD

31 May 2016

Bisnis.com, PALEMBANG - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang bakal mendapat pasokan gas sebanyak 70 juta kaki kubik gas bumi per hari dari ConocoPhillips Ltd untuk memenuhi kebutuhan bahan baku utama pupuk urea produksi perusahaan.
 
Kepastian pasokan gas itu tertuang dalam penandatanganan kontrak perjanjian jual beli gas (PJBG) antara ConocoPhillips (Grissik) dengan Pusri di Jakarta baru-baru ini.
 
Direktur Utama PT Pusri Palembang Mulyono Prawiro mengatakan kontrak PJBG itu berlaku untuk jangka waktu lima tahun, yakni mulai 2019--2023.
 
"Dengan ditandangani kontrak baru ini merupakan nafas baru bagi kelangsungan perusahaan," katanya seperti dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, akhir pekan lalu.
 
Dia mengemukakan industri pupuk merupakan salah satu industri startegis untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Untuk itu, keberlangsungannya patut dijaga khususnya dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku gas alam.
 
Mulyono melanjutkan perseroan membutuhkan gas bumi sebanyak 242 MMSCFD. Gas tersebut diperlukan untuk menjalankan empat pabrik yang beroperasi saat ini. Saat ini Pusri tengah menyelesaikan proyek pembanguan Pabrik Pusri-IIB yang memiliki teknologi ramah lingkungan.
 
Menurutnya, pabrik baru ini selain menerapkan teknologi baru juga dapat menghemat bahan baku gas, yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMbtu per ton amonia dan 21,18 MMbtu per ton urea.
 
Dibandingkan dengan Pabrik Pusri II (existing), kata dia,  yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24 MMbtu per ton amonia dan 36,05 MMbtu per ton urea maka akan dihemat pemakaian gas sebesar 14,87 MMbtu per ton urea.
 
Pusri-IIB memiliki kapasitas produksi urea sebesar 907.500 ton per tahun dan amonia sebesar 660.000 to per tahun.
 
"Pabrik ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2016. Dengan bertambahnya jumlah produksi Pusri, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pupuk urea bersubsidi di tanah air demi mewujudkan cita-cita Indonesia berdaulat pangan."
Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ