Kabar Pusri

Angkat Budaya Lokal

21 July 2016

PT Pusri Latih 10 Pencungkit Songket

PALEMBANG –
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) melatih 10 orang mitra binaan di kawasan Tangga Buntung agar menjadi pencungkit tenun songket di Lorong Ihwan, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat (IB) II. Hal ini dilakukan lantaran jumlah pencungkit semakin berkurang. Kalaupun ada, jumlahnya sedikit dan berusia lanjut sehingga tidak beregenerasi.\

Manager Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) PT Pusri Dian Permatasari mengatakan, pelatihan pencungkit tenun songket ini merupakan gelombang kedua pada tahun ini. “Gelombang pertama ada 10 mitra binaan dan saat ini juga 10 orang juga. Kegiatan ini dilakukan karena pencungkit songket semakin berkurang. Padahal songket adalah produk khas Sumsel khususnya Palembang”, ujarnya.

Setelah pelatihan, lanjut dia, gondokan yang merupakan alat untuk pencungkit akan diberikan kepada peserta pelatihan. “Nanti diberikan, termasuk set benangnya. Namun, untuk kain yang dihasilkan pertama kali akan diambil PT Pusri sebagai inventaris. Sementara untuk alat diberikan kepada peserta,” jelasnya.

Alat gondokan tersebut, diakui Dian, harganya terbilang mahal. Itupun harus memesan karena tidak ada barang yang siap jual. “Harganya berkisar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta. Namun itu sebanding dengan hasil yang diharapkan PT Pusri, yakni diharapkan mereka bisa mandiri,” imbuhnya

Sementara itu, Kasi Industri Sandang, Kulit dan Kerajinan Disperindag Sumsel Peri Rizal mengatakan, sejauh ini di Sumsel ada 700 penenun songket. Namun yang bisa mencungkit hanya sekitar 30 orang. “Itu pun usianya sudah tua. Kita berharap ini terus berkembang,” bebernya.

Sementara itu, tutor pencungkitan, Ida Marlina mengatakan, orang yang bisa melakukan pencungkitan sudah mulai berkurang. Bukan hanya pengerjaannya yang membutuhkan keahlian khusus melainkan juga dari segi permodalan. “Ini alatnya mahal. Jadi terkendala dari segi permodalan. Beruntung dari PT Pusri ada bantuan yang tentu saja ini sangat membantu melestarikan kekayaan lokal,” terangnya. (way/ce2)
Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ